:: Biografi Helen Keller ::



HELEN KELLER

Biografi





Helen Adams Keller (lahir di Tuscumbia, Alabama, 27 Juni 1880 – meninggal di Easton, Connecticut, 1 Juni 1968 pada umur 87 tahun). Dari ayahnya, ia merupakan keturunan Alexander Spottswood seorang gubernur colonial dari Virginia yang juga memiliki hubungan dengan keluarg-keluarga pahlawan Utara Amerika. Dari ibunya, ia memiliki hubungan darah dengan keluarga-keluarga new England termasuk Hales, Everetts dan Adamses. Ayahnya bernama Kapten Arthur Keller, seorang editor surat kabar North Alabamian. Kapten Arthur Keller juga memiliki ketertarikan yang kuat kepada kehidupan public dan merupakan orang yang berpengaruh dilingkungannya. Dia adalah seorang penulis, aktivis politik dan dosen Amerika yang tuli dan bisu. Namun Ia menjadi pemenang dari Honorary University Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award, bahkan kisah hidupnya meraih 2 piala Oscar. Ia menulis artikel serta buku-buku terkenal, diantaranya The World I Live In dan The Story of My Life (diketik dengan huruf biasa dan Braille), yang menjadi literatur klasik di Amerika dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli. Ia mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind
Hellen Keller itu buta, tuli, dan bisu. Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Pada usia 19 bulan, ia diserang penyakit misterius yang lantas membuatnya buta dan tuli. Ia hanya bisa merasakan kegelapan. Kehidupan Helen keller yang baru dimulai pada Maret 1887 ketika ia berumur kurang lebih 7 tahun. Hari itu merupakan hari yang paling penting yang selalu ia ingat dalam hidupnya, ia kedatangan seorang perempuan bernama Johanna (Anne) Mansfeld Sullivan Macy dari Tuscumbia yang menjadi gurunya. Nona Sulivan, merupakan perempuan berumur 20-an lulusan Sekolah khusus orang buta bernama Perkin School. Ia merupakan orang yang mendapatkan penglihatannya kembali melalui serangkaian operasi. Ia datang atas unjuran simpatik Alexander Graham Bell yang merupakan kenalan keluarga Anne. Annie memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat, ia mengucapkan “A-I-R” pada tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Annie mengucapkan “T-A-N-A-H” dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari. Semenjak hari itu, edua orang tersebut, menjadi guru-murid yang tak terpisahkan hingga kematiannya pada awal 1936.
Helen diajar untuk membaca lewat huruf braille sampai mengerti apa maksudnya. Helen menulis, “Saya ingat hari yang terpenting di dalam seluruh hidup saya adalah saat guru saya, Anne Mansfield Sullivan, datang pada saya.” Dengan tekun, Annie mengajar Helen untuk berbicara lewat gerakan mulut, sehingga Helen berkata, “Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati.” Ia belajar bahasa Perancis, Jerman, Yunani dan Latin lewat braille. Pada usia 20 tahun, ia kuliah di Radcliffe College (cabang Universitas Harvard), khusus wanita. Annie menemani untuk spell textbooks, huruf demi huruf, yang diletakkan ke tangan Helen. Hanya 4 tahun, Helen lulus dengan predikat magna cum laude.
Tapi, Hellen tidak pernah menyerah. Saat ia berumur satu setengah tahun, Hellen sakit parah. Keadaan Hellen sempat membuat orang tuanya khawatir. Namun, akhirnya mereka berusaha keras mencari guru pembimbing untuk Hellen. Guru sekaligus pengasuh itu bernama Anne Suliivan. Guru itu banyak berjasa. Berkat kesabaran sang guru, Hellen bisa menulis dan berbicara. Hellen terus berjuang agar orang-orang mengerti apa yang dia katakan. Ia belajar membaca huruf Brailler dalam bahasa Prancis, Jerman, Yunani,, dan Latin.
Ketika berumur 20 tahun, Hellen diterima di Radcliffe College, Universitas Harvard. Ia sangat bangga atas prestasinya. Apalagi ia menjadi orang buta pertama yang lulus akademi. Masih ada lagi prestasinya yang luar biasa. Hellen mampu menulis buku dan artikel. Karyanya pun dikenal dunia.
Helen juga mendirikan organisasi Helen keller International bersama temannya, George Kessler. Organisasi ini bertugas mengadakan penelitian di bidang kesehatan mata dan gizi. Ia sangat peduli dengan orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik.
Penulisan Buku
Keller menulis total 12 buku yang diterbitkan dan beberapa artikel.
Pada usia 11 tahun, Keller menulis bukunya yang pertama dengan judul The King Frost (1891). Ada tuduhan bahwa cerita ini dijiplak dari The Frost Fairies karya Margaret Canby. Sebuah investigasi atas masalah tersebut mengungkapkan bahwa Keller mungkin telah mengalami kasus cryptomnesia, dimana ia memiliki cerita Canby yang dibacakan untuknya tapi lupa tentang hal itu, sedangkan memori tetap berada di bawah sadarnya.
Pada usia 22, Keller menerbitkan autobiografinya, The Story of My Life (1903), dengan bantuan dari John Macy dan isterinya, Anne Sullivan. Ini termasuk kata-kata yang Keller tulis dan kisah hidupnya hingga usia 21, yang ditulis selama waktu kuliahnya.
Pada 1908, Keller menulis The World I Live In (1908) yang memberikan pembaca wawasan bagaimana perasaannya tentang dunia. Out of the Dark, serangkaian esai tentang sosialisme, diterbitkan pada tahun 1913.
Autobiografi spiritualnya, My Religion, diterbitkan pada tahun 1927 dan diterbitkan kembali sebagai Light in my Darkness (Cahaya dalam Kegelapan saya). 
Bisakah kita sperti Helen Keller yang tidak menjadikan keterbatasan fisik dalam berkarya ? ?







sumber: Keller, Helen (2004) [1908]. The World I Live In (edisi ke-NYRB Classics 2004). New York: NYRB Classics. ISBN 978-1590170670.

Leave a Reply

    Domo-kun Cute

    cbox

    close

    You can also receive Free Email Updates: